20 PENYAKIT YANG BISA MENYERANG GURU
19.04
By
Unknown
Pendidikan
0
komentar
Peran
guru sangat penting terhadap baik buruknya mutu pendidikan. Ungkapan “guru kencing berdiri murid kencing berlari”
rasanya masih belum usang. Bila sampai sangat ini mutu pendidikan di Indonesia
dinilai oleh berbagai pihak masih relatif rendah, maka perlu diakui salah satu
penyebab utamanya adalah kualitas kompetensi guru relatif rendah, di samping
faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya. Misalnya, sarana prasarana
pendidikan yang kurang refresentatif, manajemen pendidikan yang masih carut
marut.
Mengapa masih banyak guru yang belum profesional alias tidak
berkualitas? Berdasarkan hasil riset dan survey berbagai pihak ditemukan
beberapa penyakit yang bersarang pada diri guru sehingga guru tersebut tidak
profesional dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Ada beberapa penyakit
berbahaya yang melemahkan kualitas guru dalam melaksanakan tugas sehingga
berdampak negatif terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan, diantaranya :
1.
ASMA (Asal
masuk kelas). Ketika guru masuk ke kelas tanpa disertai persiapan dan
perencanaan matang secara tertulis dan sistematis
2.
ASAM URAT (Asal
Sampai Materi Urutan tidak Akurat). Cara menyajikan materi pelajaran masih
konvensional, sering memakai metode CBSA (Cul Budak Sina Anteng), metode tugas mencatat
paling sering dilakukan. Kadang-kadang batas materi pelajaran yang disampaikan
gurupun tidak tahu.
3.
BATUK (Baca
Ngantuk). Umumnya guru malas membaca, sekali-kali membaca kantuk datang
menggoda akhirnya membaca tak tahan lama. Karena jarang membaca ilmunya tidak
bertambah, wawasannya tidak luas. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa
tidak mengikuti perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadilah guru yang
jumud, kaku bahkan ortodok.
4.
DIABETES (Dihadapan
Anak Bekerja Tidak Series)
5.
DIARE (Di
kelas Anak diRemehkan). Potensi, bakat dan minat anak kurang diperhatikan,
sehingga proses belajar mengajar monoton, tidak menumbuh kembangkan potensi
anak didik tapi justru sering membunuh potensi, bakat dan minat anak didik.
6.
GATAL (Gaji
Tambah Aktifitas Lesu). Gaji ingin terus bertambah, tapi melaksanakan tugas
kewajiban tidak mau berubah. Mengikuti sertifikasi sangat ambisi padahal kurang
memiliki kompetensi tujuan utamanya ingin berpenghasilan tinggi mendapat gaji
tunjangan profesi.
7.
GINJAL (Gaji Nihil Jarang
Aktif dan Lambat). Gaji minus tiap bulan karena habis oleh kredit bank akhirnya
hilanglah gairah bekerja, pudar semangat mengajar.
8.
HIPERTENSI (Hilang
Perhatian Terhadap Nasib Siswa). Prestasi siswa tidak diperhatikan, mau pintar
atau bodoh masa bodo, tidak ada upaya pengayaan bagi siswa berprestasi dan
tidak ada upaya perbaikan atau remedial kepada siswa yang masih kurang berprestasi.
9.
KANKER (Kantong
Kering). Gaji satu bulan habis satu minggu, karena besar pasak daripada tiang,
tinggi kemauan rendah kemampuan. Penghasilan tidak memenuhi kebutuhan,
akibatnya hilanglah semangat melaksanakan tugas, malas masuk kelas, sering
mangkir tidak hadir.
10.
KUDIS (Kurang
Disiplin) melaksanakan tugas asal-asalan tidak tepat waktu, tidak akurat
rencana dan program.
11.
KURAP (Kurang
Rapih). Penampilan pisik (performan) acak-acakan, persiapan administrasi KBM
asal-asalan.
12.
KUSTA (Kurang
Strategi). Tampil mengajar dihadapan siswa hanya menggunakan metode ceramah
sehingga membosankan, tidak menggunakan berbagai metoda mengajar sehingga tidak
membangkitkan semangat belajar siswa.
13.
MUAL (Mutu
Amat Lemah) masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
ideal. Kurang menguasai materi pelajaran dan metoda pembelajaran.
14.
LESU (Lemah
Sumber). Buku sumber pelajaran hanya mengandalkan buku paket, tidak memiliki
buku referensi yang vareatif dan representatif sehingga wawasannya sempit
15.
LIPER (Lekas
Ingin Pergi). Tidak betah berada di sekolah, tidak antusias masuk ke kelas
bahkan sebaliknya ingin segera pulang untuk mencari penghasilan tambahan.
Kadang-kadang usaha sampingan diutamakan tugas utama mengajar dilupakan.
16.
PROSTAT (Program
dan Strategi tidak dicatat). Ketika KBM tidak disertai Silabus dan RPP, tanpa
dilengkapi program dan strategi mengajar yang ditulis sistematis.
17.
REMATIK (Rendah
Motivasi Anak Tidak Simpatik). Tidak semangat ketika mengajar dihadapan anak
didik, performan tidak menarik sehingga anak didik tidak simpatik bahkan
sebaliknya antipati akhirnya melemahkan bahkan menghilangkan gairah belajar.
Tampil mengajar tidak menyenangkan siswa.
18.
STRUK (Suka
Terlambat Untuk masuk Kelas)
19.
T B C (Tidak
Bisa Computer) alias gaptek (gagap teknologi), tidak ada usaha untuk meng-up
grade kompetensi diri, sehingga penguasaan teknologi informasi dan komunikasi
kalah oleh siswa.
20.
TIPUS (Tidak
Punya Selera). Ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar dihadapan siswa
tidak semangat, kurang gairah
Waspadalah
jenis-jenis penyakit di atas jangan sampai diderita oleh para guru. Apabila
macam-macam jenis penyakit kronis tersebut di atas bersemayam dalam sikap
mental dan psikologis guru sehingga mengalami komplikasi akut, maka sangat
membahayakan terhadap kualitas pendidikan siswa. Jenis-jenis penyakit mental di
atas termasuk penyakit menular yang dapat melumpuhkan bahkan membunuh potensi
yang dimiliki siswa. Dampak negatifnya potensi yang dimiliki siswa bukan
meningkat menjadi kompetensi tapi justru membuat siswa impotensi, kurang
berprestasi.
Sebelum berbagai penyakit di atas semakin mewabah dan merambah
pada jiwa setiap guru, maka perlu segera melakukan tindakan antisipatif dan
preventif dengan meminum obat mujarab yaitu “IMTAK” dan “IPTEK”
(meningkatkan kualitas keimanan dan merealisasikan ketakwaan serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi).
Seberapapun
besar dana yang disediakan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan
bila tidak ditunjang oleh mutu pendidik karena sudah terjangkit penyakit,
yakinlah prestasi siswa sulit bangkit.
0 komentar: